Palang Merah Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta Membawa Prajurit Dhaeng Ke Sulawesi Selatan
Mengenakan seragam topi hitam pakai cundhuk, destar wulung, baju putih setrip merah, lonthong biru, kamus hitam, celana panjang setrip merah membawa alat musik tambur, pui pui, genderang, kecer dan dilengkapi senjata tombak diiringi musik menggunakan mares Kanako berjalan pelan dan digayakan nampak gagah berani berjalan diantara peserta defile saat pembukaan Jumbara Nasional Palang Merah Remaja VIII di Sulawesi Selatan (27/8/2016).
Itulah prajurit Dhaeng yang diperankan oleh anggota Palang Merah Remaja Kontingen Palang Merah Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta. Tentu bukan tanpa alasan membawa Bergodo Dhaeng dalam perhelatan nasional tersebut. Andhi Wisnu Wicaksono, SS Pengurus Bidang Kominfo PMI DIY menuturkan, Prajurit Dhaeng merupakan prajurit yang di datangkan dari Makasar untuk mengatasi permasalahan di Mataram, namun berikrar setia membantu perjuangan Pangeran Mangkubumi (Hamengku Buwono 1) melawan Belanda.
Ditambahkan Andhi Wisnu, nama Prajurit Dhaeng berasal dari bahasa Makasar sebagai gelar bangsawan di Makasar, Sulawesi, secara filosofi berarti prajurit elit yang gagah berani. Menurut sejarah, Prajurit Dhaeng diutus oleh Pangeran Mungkunegoro 1 untuk mengantarkan putri Pangeran Mangkubumi yang tidak lain adalah Sultan Ngayogyakarta Hamengku Buwono I dari Mangkunegaran ke Yogyakarta karena perceraian keduanya.
Karena terkesan dengan sambutan yang sangat baik dari Kraton Ngayogyakarta, akhirnya Prajurit Dhaeng memutuskan untuk menetap di Yogyakarta dan akhirnya menjadi salah satu laskar andalan Kasultanan dalam melawan Belanda, tutup Andhi.
(Humas PMI DIY)