GBPH Prabukusumo Terpilih Secara Aklamasi Pimpin PMI DIY Masa Bakti 2016-2021
“Ini demi kemanusiaan. Satu tetes darah sangat penting, jangan sampai ada kekosongan stok darah di DIY”, tutur GBPH. H. Prabukusumo, S.Psi sesaat setelah terpilih secara aklamasi sebagai Ketua PMI DIY masa bakti 2016-2021 pada Musyawarah Daerah VIII PMI DIY, Sabtu (1/10).
Kampanye donor darah harus dilakukan disetiap kabupaten/kota bahwa donor darah adalah sumber kehidupan. Relawan terutama Palang Merah Remaja (PMR) harus ditumbuh kembangkan keterlibatannya sebagai cikal bakal kerelawanan masa depan, tambah sosok yang akrab dipanggil Gusti Prabu ini.
“Rasa hormat dan ungkapan terima kasih kepada Pengurus PMI dan PMI Kabupaten/Kota yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk memimpin PMI DIY. Sempat berpikir kalau tanggungjawab ini berat. Apalagi kegiatan di kepengurusan sebelumnya yang dipimpin Pak Herry Zudianto luar biasa. Itu harus dipertahankan dan dilanjutkan”, lanjut Prabukusumo.
Sementara itu laporan pertanggungjawaban PMI DIY masa bakti 2011-2016 yang disampaikan secara langsung oleh Herry Zudianto, Ketua PMI DIY masa bakti 2011-2016 diterima secara penuh oleh peserta Musyawarah Daerah yang berasal dari PMI Pusat dan PMI Kabupaten/Kota se-DIY.
Herry Zudianto menuturkan, selama periode kerja 5 tahun dibawah kepemimpinannya PMI DIY mengedepankan akuntabilitas dan transparansi organisasi sebagai prioritas utama penguatan kapasitas organisasi yang ditandai dengan predikat WTP pada audit akuntan publik keuangan PMI DIY sejak tahun 2012. Pelayanan Kepalangmerahan distribusi air bersih yang difokuskan pada masyarakat rentan yang membutuhkan telah diterimakan kepada sekitar 84.989 jiwa. Sementara untuk bantuan kacamata dan pelayanan operasi katarak gratis serta bantuan diesel telah menjangkau penerima manfaat sekitar 1200 jiwa.
Pelayanan Penanggulangan Bencana baik pada sebelum, saat dan sesudah bencana, PMI DIY telah melayani sekitar 283.662 penerima manfaat antara lain pengiriman bantuan masker sebanyak 20 ribu ke Kalimantan Tengah, 48.435 lembar selimut dan 500 pasang kruk kepada korban banjir dan tanah longsor di Provinsi Jawa Barat, serta tanggap darurat bencana erupsi gunung Kelud 2014 sebanyak 208,447 masker.
Program prioritas lainnya yang dijalankan adalah pelayanan donor darah. Saat ini jumlah donasi darah dari 5 (lima) Unit Tranfusi Darah (UTD) PMI di DIY sebanyak 66.118 donasi dari target 70,000 donasi darah yang berarti telah mencapai 95% keberhasilan dari target 2% jumalh penduduk DIY, lanjut Herry.
Ditambahkan Herry, dalam rangka menuju kemandirian organisasi, PMI DIY juga menjalankan program pengembangan sumber daya melalui Pusdiklat PMI DIY yang saat ini telah rutin menyelenggarakan pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) rutin 10 kali dalam setahun yang diperuntukkan untuk tenaga kesehatan dan mahasiswa keperawatan semester akhir. Selain itu PMI DIY juga mengembangkan Klinik Pratama PMI DIY yang saat ini telah melayani 24 jam dengan jumlah pasien rata-rata per bulan sebanyak 3.570 pasien umum maupun pasien Jaminan Asuransi Kesehatan Nasional. Pelayanan Kesehatan lainnya yang dikembangkan adalah pendirian Klinik Dialisis yang saat ini melayani sekitar 12 pasien per hari, jelas Herry.
Pada kesempatan tersebut Herry Zudianto juga memberikan kenang-kenangan sebuah Laptop untuk operasional Markas PMI DIY. “PMI always in my heart”, tutup mantan walikota Yogyakarta tersebut.
Musyawarah Daerah VIII PMI DIY dihadiri oleh 39 peserta dari PMI Pusat, PMI DIY dan PMI Kabupaten/Kota se-DIY. Pada kesempatan itu Ritola Tasmaya, Sekjend PMI Pusat juga mengungkapkan, “terima kasih kepada Pengurus PMI DIY masa bakti 2011-2016 atas kerja keras serta dan dedikasinya. Dan tentunya bahwa bidang pengabdian kita bisa tidak di PMI tetapi semangat relawan tetap ada”.