PMI DIY Siapkan 6 Posko, Antisipasi Cuaca Ekstrem
Palang Merah Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (PMI DIY) menyiagakan 6 Posko antisipasi puncak musim hujan Bulan Februari di DIY.
“Kami mempunyai 6 (enam) posko aktif 24 jam yang terletak di Markas PMI DIY maupun kabupaten/kota di DIY. Jika terjadi bencana atau hal lain yang perlu tindakan segera, Posko akan mengoordinasikan semua potensi yang ada di PMI”, tutur Arif Rianto Budi Nugroho, S.T.,M.Si, Wakil Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI DIY.
Selanjutnya menurut Arif, PMI Kabupaten/Kota yang terdampak akan segera melakukan respons awal, sedang bagi yang tidak terdampak akan bersiaga menunggu instruksi mobilisasi sumber daya jika memang dibutuhkan.
“Selain itu, koordinasi internal dan eksternal sangat diperlukan untuk kecepatan respons tanggap darurat. Tidak kalah penting dari hal tersebut adalah menyiagakan personel terlatih yang siap siaga dimobilisasi sewaktu-waktu serta sarana prasarana yang ada di PMI DIY maupun Kabupaten/Kota”, jelas Arif Rianto.
Pada awal Maret ini, menurut Arif, PMI DIY juga menyelenggarakan orientasi pengemudi ambulans yang diikuti oleh internal PMI dan dari berbagai kalangan untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas terkait peran dan fungsi pengemudi ambulans.
“PMI DIY memiliki relawan terlatih dari medis, pertolongan pertama, pencarian & pertolongan, water rescue, water hygiene & sanitation, data & informasi, logistik. Relawan kami ada sekitar 3.032 Korps Sukarela (KSR) dan 1.037 Tenaga Sukarela (TSR)”, ungkap Arif Rianto yang juga merupakan dosen pengajar di UPN Veteran Yogyakarta ini.
“PMI berkomitmen penuh untuk tetap bersama masyarakat dan pemerintah membantu ketangguhan. Kami berharap masyarakat tetap tenang namun tetap waspada. Kesiapsiagaan berbasis keluarga sangat penting. Masyarakat tangguh, Pemerintah tangguh, PMI tangguh, maka bencana tidak akan menghambat gerak laju kemajuan bangsa dan negara. Indonesia maju karena kita tangguh”, ujar Arif Rianto.
Sebagaimana dilansir dari siaran pers Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta diperkirakan bulan Februari adalah puncak musim hujan di wilayah DIY, dan cuaca ekstrem masih akan terjadi sampai dengan bulan Maret 2020. BMKG juga menghimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap cuaca ekstrim yaitu hujan lebat disertai petir dan angin kencang dengan durasi yang panjang, yang berdampak terjadinya longsor, banjir, dan banjir bandang di wilayah D.I. Yogyakarta. (adim/yan)