PMI DIY Gelar Pelatihan Tanggap Darurat Bencana
Palang Merah Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (PMI DIY) menggelar Pelatihan Manajemen Tanggap Darurat Bencana (MTDB) untuk 30 orang staf dan relawan PMI Kabupaten dan Kota seluruh DIY selama 4 (empat) hari mulai tanggal 27-30 September 2022 di Pondok Pemuda Ambarbinangun, Tamantirto, Kasihan, Bantul.
“Salah satu tugas PMI adalah membantu penanganan bencana. Pelatihan MTDB ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas personel PMI, ketepatan dan koordinasi dalam tanggap darurat bencana. Personel PMI dituntut untuk terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam melayani masyarakat yang membutuhkan terutama dalam situasi tanggap darurat bencana”, tutur Arif Noor Hartanto, Sekretaris PMI DIY.
Koordinasi lintas sektoral sangat penting dalam penanganan kedaruratan sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan yang cepat dan tepat. Dalam pelatihan tersebut peserta akan mendapatkan materi-materi seperti kepalangmerahan, pengantar tanggap darurat bencana, isu-isu lintas sektoral dalam operasi TDB, health and safety environment, kepemimpinan, koordinasi dan jejaring pada saat TDB, mobilisasi sumber daya, perencanaan monitoring evaluasi dan pelaporan, standar minimum pelayanan bencana, manajemen posko tanggap darurat bencana, manajemen stress dan practical skill.
“Dalam pelatihan ini kami juga menggandeng Korem 072 Pamungkas untuk melatih kedisiplinan peserta. Kedisiplinan sangat penting terutama dalam pelaksanaan tugas penanganan kedaruratan. Disiplin mencerminkan besarnya tanggung jawab personel terhadap tugas-tugas yang diamanahkan oleh organisasi dalam menjalankan misi kemanusiaannya. Pendisiplinan adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap, dan perilaku personel sehingga personel PMI akan dapat melaksanakan tugas melayani masyarakat secara profesional”, ungkap Dr. Arif Rianto Budi Nugroho, Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI DIY.
Arif mengharapkan seluruh peserta dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang selanjutnya saat masyarakat membutuhkan pada saat situasi tanggap darurat bencana dapat melaksanakan ketugasannya secara profesional.
Selepas pelatihan, menurut Arif, peserta harus tetap banyak berlatih untuk meningkatkan keterampilan, mengasah kecepatan dan ketepatan dalam situasi tanggap darurat bencana.
“Selama 5 (lima) hari peserta mendapatkan ilmu pengetahuan tentang manajemen tanggap darurat bencana. Selanjutnya pada sesi akhir pelatihan peserta juga mempraktekan ilmu yang telah didapat dengan simulasi practical skill”, tutup Dosen UPN ini. (yan)